Kelahiran Syaikh Baqir al-Jukjawi
Syaikh Baqir al-Jukjawi dilahirkan pada tahun 1306 H/1888 M, bersamaan dengan pemberontakan di Cilegon. Ayahnya, Kiai Muhammad Nur, merupakan seorang ulama terkemuka di Lempuyangan, Yogyakarta.
Syaikh Baqir al-Jukjawi Wafat
Pada tahun 1363 H, Syaikh Baqir al-Jukjawi meninggal dunia di Makkah pada usia 57 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Ma’la di kota Makkah.
Pendidikan Syaikh Baqir al-Jukjawi
Syaikh Baqir al-Jukjawi mendapatkan pendidikan agama langsung dari ayahnya. Selain itu, ia juga belajar agama dari Kiai Abdul Hamid Lempuyangan. Karena kelebihannya dalam memahami ilmu agama Islam, ayahnya, Kiai Muhammad Nur, memutuskan agar Syaikh Baqir al-Jukjawi melanjutkan studi ke Hijaz, dengan harapan agar ia dapat melanjutkan perjuangan ayahnya dalam menyebarkan ajaran agama Islam.
Di Hijaz, Syaikh Baqir al-Jukjawi bergabung dengan santri Nusantara di Kampung al-Jawi. Di sini, ia bertemu dengan tokoh-tokoh Jawa seperti KH. Hasyim Asy’ari, Kiai Ahmad Dahlan, Kiai Raden Asnawi Kudus, dan Kiai Faqih Maskumambang.
Selama di Hijaz, Syaikh Baqir al-Jukjawi belajar dari ulama-ulama Nusantara yang mengajar di Masjidil Haram, seperti Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabau dan guru favoritnya dalam ilmu Hadis, Syaikh Mahfudz al-Termasi.
Selain itu, ia juga belajar dari ulama-ulama Haramain lainnya, termasuk Syaikh Husain bin Muhammad al-Habsy, Sayyid Muhammad bin Salim as-Sirri, Sayyid Abdul Hayyi al-Kattani, Syaikh Yusuf an-Nabhani, Syaikh Muhammad Amin Ridman al-Madani, Syaikh Abu Syaib ash-Shodiqi, Syaikh Abdul Karim Dangestani, dan lainnya.
Dengan ketekunan dan kesungguhannya, Syaikh Baqir al-Jukjawi berhasil menonjol di kalangan santri al-Jawi. Berkat kecerdasan dan prestasinya, ia diangkat menjadi pengajar di Masjidil Haram.
Selain mengajar di sana, ia juga memberikan pengajaran di rumahnya dan di Kampung al-Jawi, yang menjadi pusat santri Nusantara di Hijaz. Beberapa santri Nusantara yang belajar dari Syaikh Baqir al-Jukjawi antara lain Kiai Zubair Dahlan, Syekh Yasin bin Isa al-Fadani, dan Kiai Mahfudz bin Abdussalam (Abah Kiai Sahal Mahfudz Pati).
Guru-guru Syaikh Baqir al-Jukjawi
Di tanah suci, Syaikh Baqir al-Jukjawi berguru kepada sejumlah ulama, di antaranya adalah:
- Syaikh Muhammad Mahfuzh bin ‘Abdullah At-Tarmasi
- Syaikh Ahmad bin ‘Abdul Lathif Al-Khathib Al-Minangkabawi
- Sayyid Husain bin Muhammad Al-Habsyi
- Sayyid Muhammad Salim As-Sirri
Adapun guru-guru Syaikh Baqir al-Jukjawi lainnya adalah:
- Al-Qadhi Yusuf An-Nabhani
- Sayyid ‘Abdul Hayy bin ‘Abdul Kabir Al-Kitani
- Syaikh Abu Syu’aib Ash-Shiddiqi
- Sayyid Muhammad Amin bin Ridhwan Al-Madani
Syaikh Baqir al-Jukjawi Mengajar Halaqah di Masjid Al Haram
Setelah dianggap mumpuni dalam keilmuan, Syaikh Baqir Al Jugjawi diperbolehkan untuk mengajarkan ilmunya kepada para santri. Mulailah beliau mengadakan halaqah ilmu sendiri di Masjid Al Haram dan rumahnya. Sejak itu, banyak dari kalangan penuntut ilmu yang mempelajari dari beliau sejumlah disiplin keilmuan seperti nahwu, sharaf, fiqih madzhab Syafi’i, ushul fikih. Beliau memiliki keahlian dalam bidang ilmu-ilmu itu.
Penerus dan Murid-murid Syaikh Baqir al-Jukjawi
- KH. Zubair Dahlan
- Syekh Yasin bin Isa al-Fadani
- Kiai Mahfudz bin Abdussalam (Ayah Kiai Sahal Mahfudz Pati)
- Syeikh Zainuddin Bawean
Karir dan Karya Syaikh Baqir al-Jukjawi
Karier sesuai dengan keilmuannya beliau, posisi karier yang diduduki di antaranya:
- Mengajar di Masjid al Haram Mekkah
- Mengajar majelis taklim di rumahnya.
Syaikh Baqir bin Muhammad Nur Al Jugjawi rahimahullah sempat menulis beberapa karya ilmiah, yaitu:
- Tarajim Ulama Al Jawah
- Tsabt / Fihrisat
Sumber: Budi (2021). Biografi Syeikh Baqir bin Muhammad Nur al-Jukjawi. Diakses pada 11 November 2023.